Kekurangan dan Kelebihan Mobil Listrik: Panduan Lengkap 2025

Kelebihan Mobil Listrik

Di era modern ini, mobil listrik semakin menarik perhatian karena dianggap sebagai solusi kendaraan masa depan. Secara global, tren elektrifikasi semakin nyata, didukung oleh regulasi emisi nol dan teknologi baterai yang terus berkembang. Di Indonesia sendiri, pemerintah menyediakan insentif pajak, pelonggaran ganjil-genap, dan perluasan infrastruktur SPKLU, memicu antusiasme masyarakat otomotif.

Namun, sebelum merogoh kocek untuk membeli, penting bagi penggemar otomotif memahami secara matang kekurangan dan kelebihan mobil listrik. Artikel ini disusun dengan bahasa ringan, tanpa istilah teknis rumit, agar mudah dipahami dan membantu Anda membuat keputusan berdasarkan fakta, bukan sekadar tren.

Definisi Singkat

Mobil listrik adalah kendaraan yang digerakkan sebagian atau seluruhnya oleh motor listrik yang ditenagai oleh baterai. Baterai tersebut diisi ulang melalui charger, baik dari rumah maupun stasiun pengisian umum. Kendaraan ini mengurangi ketergantungan pada bahan bakar fosil, dan pada jenis murni, tidak menghasilkan emisi gas knalpot.

Tipe Mobil Listrik

Ada dua tipe utama kendaraan listrik di pasaran:

BEV (Battery Electric Vehicle)

BEV (Battery Electric Vehicle)

Mobil listrik murni, hanya menggunakan motor listrik dan baterai. Tidak ada mesin bensin, sehingga emisi saat berkendara nol. Contoh: Hyundai Ioniq 5, Tesla Model 3, dan Wuling Air EV.

PHEV (Plug-in Hybrid Electric Vehicle)

PHEV (Plug-in Hybrid Electric Vehicle)

Menggunakan kombinasi motor listrik dan mesin bensin. Baterainya dapat diisi ulang melalui sumber listrik eksternal, dan mobil bisa berpindah ke mesin bensin saat daya habis. Contoh: Toyota Prius Prime, Mitsubishi Outlander PHEV.

Secara praktis, BEV cocok untuk pengguna yang menginginkan nol emisi dan memiliki akses charger di rumah. PHEV menawarkan fleksibilitas untuk perjalanan jauh tanpa kekhawatiran jarak, namun tetap mengeluarkan emisi saat berbahan bakar bensin.

Gambaran Umum

Secara sederhana, cara kerja mobil listrik adalah:

  • Motor listrik menerima energi dari baterai dan menggerakkan roda secara langsung.
  • Baterai dapat diisi dengan colokan listrik di rumah (AC charger) atau SPKLU publik (fast/slow charge).
  • BEV hanya berjalan dengan listrik; PHEV dapat beralih secara otomatis saat baterai habis dan mesin bensin mulai bekerja.

Dari segi penggunaan sehari-hari:

  • Mobil listrik biasanya memerlukan perencanaan pengisian daya karena jarak tempuh terbatas.
  • Tidak perlu antre di SPBU, bisa mengisi baterai malam hari di rumah.
  • Performa tenaga lebih halus tanpa perubahan gigi otomatis.

Kelebihan Mobil Listrik

Efisiensi Energi & Biaya Operasional Rendah

Motor listrik lebih efisien dibanding mesin bensin. Misalnya, BEV rata-rata membutuhkan 15–20 kWh per 100 km. Jika harga listrik rumah Rp2.000/kWh, maka biaya perjalanan hanya Rp30.000–40.000—jauh lebih murah dibandingkan biaya bahan bakar bensin. Selain itu, tidak ada kebutuhan oli mesin atau filter, sehingga biaya servis lebih hemat.

Minim Emisi & Ramah Lingkungan

Kendaraan listrik murni tidak mengeluarkan emisi knalpot saat berkendara. Ini membantu mengurangi polusi udara di kota besar seperti Jakarta dan Surabaya. Jika energi listrik berasal dari sumber hijau seperti tenaga surya atau angin, maka jejak karbonnya bisa jauh lebih kecil.

Kelebihan Mobil Listrik

Torsi Instan & Performa Responsif

Motor listrik memberikan torsi penuh sejak kecepatan rendah. Artinya, akselerasi awal terasa cepat dan responsif—pengalaman berkendara yang lebih menyenangkan dibanding mobil konvensional. Penggemar otomotif akan menyukai sensasi tersebut, terutama saat start dari lampu merah atau menyalip.

Kabin Senyap & Nyaman

Dengan tidak adanya mesin pembakaran, kabin menjadi sangat tenang. Suara yang terdengar hanyalah suara angin dan ban di jalan. Kondisi ini memberikan kenyamanan ekstra, cocok untuk pengguna yang sering melakukan perjalanan panjang atau transportasi keluarga.

Insentif Pajak & Bebas Ganjil-Genap

Pemerintah Indonesia memberikan sejumlah kebijakan pendukung:

  • Penghapusan Pajak BBNKB dan pengurangan Pajak Kendaraan Bermotor (PKB) untuk EV.
  • Kendaraan listrik juga sering dibebaskan dari aturan ganjil-genap di beberapa kota besar.
  • Kebijakan ini bisa menekan total biaya kepemilikan hingga puluhan juta rupiah per tahun.

Perawatan Lebih Mudah

Mobil listrik memiliki lebih sedikit komponen bergerak dibanding mobil bensin. Tanpa mesin pembakaran, transmisi rumit, dan sistem knalpot, perawatan rutin jauh lebih sederhana. Biasanya hanya pengecekan baterai, sistem kelistrikan, dan rem—rem cakram pun cenderung lebih awet berkat fitur regenerative braking (rem yang sekaligus mengisi baterai). Biaya servis berkala mobil listrik rata-rata lebih rendah hingga 40–50 % dibanding mobil bensin.

Pengisian Daya di Rumah

Salah satu keunggulan utama EV adalah bisa mengisi daya di rumah. Dengan home charger (wallbox), mobil dapat diisi selama malam hari. Tidak perlu antre di SPBU, cukup colok dan tinggalkan semalaman. Untuk pemilik rumah yang punya akses listrik cukup, ini jadi solusi sangat praktis. Beberapa model juga mendukung fast charging di SPKLU, mempersingkat waktu pengisian hingga 80 % dalam 30–45 menit.

Kekurangan & Batasan Mobil Listrik

Harga Beli Tinggi

Harga mobil listrik baru umumnya masih di atas Rp500 juta untuk model populer. Beberapa merek telah menawarkan varian di bawah Rp300 juta, namun fitur dan daya tempuhnya terbatas. Harga tinggi ini dipengaruhi biaya produksi baterai yang besar. Meski insentif pajak membantu, bagi sebagian orang harga awal tetap jadi pertimbangan utama.

Harga mobil listrik baru

Infrastruktur SPKLU Masih Terbatas

Per Juni 2025, jumlah SPKLU (Stasiun Pengisian Kendaraan Listrik Umum) resmi di Indonesia telah mencapai 3.558 unit, dengan target 5.800 unit akhir tahun ini (PLN – SPKLU Nasional). Namun, persebarannya masih terkonsentrasi di wilayah Jabodetabek, Jawa Barat, dan Jawa Timur. Untuk perjalanan antarkota dan luar Pulau Jawa, jaringan SPKLU masih minim, sehingga pemilik EV harus ekstra memperhitungkan rute.

Selain itu, belum semua SPKLU mendukung fast charging. Banyak SPKLU yang hanya menawarkan pengisian lambat, sehingga pengguna harus menunggu lebih lama jika ingin melakukan perjalanan jauh.

Waktu Pengisian Baterai

Berbeda dengan mobil bensin yang cukup mengisi dalam 5 menit di SPBU, mobil listrik memerlukan waktu jauh lebih lama. Pengisian normal (AC) membutuhkan waktu 6–8 jam untuk baterai kapasitas 50–60 kWh. Jika menggunakan fast charging (DC), waktu pengisian hingga 80 % bisa dicapai dalam 30–45 menit, tergantung model mobil dan daya SPKLU.
Ini masih menjadi kendala utama bagi pengguna yang memiliki mobilitas tinggi atau sering melakukan perjalanan jarak jauh tanpa akses charger di rumah.

Jarak Tempuh Terbatas & Range Anxiety

Mobil listrik modern memang sudah mampu menempuh 300–500 km dalam sekali pengisian baterai penuh. Namun, pada kondisi nyata, jarak tempuh bisa berkurang karena penggunaan AC, kecepatan tinggi, dan medan berat.
Pengguna baru sering mengalami range anxiety—kekhawatiran kehabisan daya di tengah perjalanan, apalagi jika belum terbiasa dengan pola pengisian daya. Ketersediaan SPKLU di daerah juga sangat mempengaruhi kenyamanan berkendara jauh.

Baterai mobil listrik

Biaya Penggantian Baterai & Limbah

Baterai menjadi komponen paling mahal pada mobil listrik. Masa pakai baterai rata-rata 8–10 tahun atau 150.000–200.000 km, tergantung perawatan.
Biaya penggantian baterai bisa mencapai Rp100–400 juta, tergantung merek dan kapasitas. Isu limbah baterai juga mulai diperhatikan, meski produsen kini mulai menawarkan program daur ulang, trade-in, dan buy-back untuk mengurangi dampak lingkungan.

Data & Tren di Indonesia

Pertumbuhan Penjualan

Penjualan mobil listrik di Indonesia terus naik pesat.

  • Januari–Juli 2024: tercatat 17.826 unit terjual (GoodStats/AntaraNews).
  • Kuartal I 2025: melonjak 43,4% menjadi 27.616 unit dibanding periode yang sama tahun sebelumnya (AntaraNews).
  • Kenaikan penjualan didorong insentif pajak, pertumbuhan SPKLU, dan hadirnya varian baru dengan harga lebih terjangkau.

Perkembangan Infrastruktur

  • SPKLU per Juni 2025: 3.558 unit (PLN), mayoritas di Pulau Jawa.
  • Target pemerintah: 5.800 SPKLU hingga akhir tahun dan perluasan ke luar Jawa.
  • Saat mudik Lebaran 2024, transaksi di SPKLU meningkat hampir 5× lipat dari 16.513 transaksi pada 2023 menjadi 80.970 transaksi (PLN).
  • Selain SPKLU, kini hadir SPBKLU (Stasiun Penukaran Baterai Kendaraan Listrik Umum) untuk motor listrik.

Insentif dan Regulasi

  • Pembebasan Pajak BBNKB dan diskon PKB hingga 90 % di beberapa provinsi.
  • Mobil listrik juga dibebaskan dari aturan ganjil-genap di DKI Jakarta dan beberapa kota lain.
  • Pemerintah menargetkan 2 juta kendaraan listrik beroperasi pada 2030 sebagai bagian dari upaya transisi energi dan pengurangan emisi nasional.

Outlook Masa Depan

  • Harga mobil listrik semakin kompetitif berkat produksi lokal dan investasi produsen seperti Wuling, Hyundai, dan Toyota.
  • Ekosistem pendukung (SPKLU, dealer, teknisi) terus tumbuh, membuat pemeliharaan EV makin mudah dan terjangkau.

Kesimpulan

Mobil listrik hadir sebagai solusi kendaraan masa depan yang efisien, ramah lingkungan, dan hemat biaya operasional. Keunggulan seperti torsi instan, kabin senyap, perawatan simpel, serta berbagai insentif pemerintah, menjadikan mobil listrik semakin diminati masyarakat Indonesia. Bagi banyak pengguna, kemampuan mengisi daya di rumah dan pembebasan dari aturan ganjil-genap adalah nilai tambah besar.

Namun, tantangan nyata seperti harga beli yang tinggi, infrastruktur SPKLU yang belum merata, waktu pengisian lebih lama, jarak tempuh terbatas, serta biaya penggantian baterai, tetap harus menjadi bahan pertimbangan matang. Setiap calon pembeli perlu menyesuaikan kebutuhan, gaya hidup, serta akses terhadap infrastruktur sebelum mengambil keputusan.

Dengan pertumbuhan penjualan yang terus meningkat, jumlah SPKLU yang makin banyak, serta komitmen kuat dari pemerintah dan produsen otomotif, masa depan mobil listrik di Indonesia semakin menjanjikan dan inklusif.

Baca juga: [ Harga Sparepart Mobil Ford Terbaru dan Tips Membeli ]

FAQ

Berapa biaya operasional dan perawatan mobil listrik?

Rata-rata biaya perawatan dan operasional EV bisa 30–50 % lebih hemat dari mobil bensin. Tidak perlu servis oli, tidak ada knalpot, dan rem lebih awet berkat regenerative braking.

Apa bedanya BEV dan PHEV dari segi penggunaan?

BEV (Battery Electric Vehicle) hanya pakai listrik, cocok untuk penggunaan dalam kota dan akses charging di rumah. PHEV (Plug-in Hybrid Electric Vehicle) gabungan listrik dan bensin, cocok untuk perjalanan jauh atau daerah dengan SPKLU terbatas.

Umur baterai dan biaya gantinya?

Umur baterai rata-rata 8–10 tahun atau 150.000–200.000 km. Biaya penggantian bisa Rp100–400 juta, tergantung merek dan kapasitas. Banyak produsen menawarkan garansi baterai minimal 8 tahun.

Bagaimana keamanan dan kemudahan pengisian di rumah?

Jika pemasangan wallbox/charger rumah dilakukan teknisi resmi dan daya listrik memadai, pengisian sangat aman dan praktis—tinggal colok semalaman, kendaraan siap digunakan keesokan harinya.